Senin, 02 September 2019

Jurnal untuk TIK WATERCOLOR PAINTING ON CLOSURE AESTHETICS, children's songs, musikal characteristics and Symbolic meaning, hudoq, harvest ceremony

http://lusilawatiblog.blogspot.com

http://uny.ac.id

WATERCOLOR PAINTING ON CLOSURE AESTHETICS,

 Deni Junaedi, Satrio Hari Wicaksono

Abstract


Estetika closure merupakan nilai estetis yang diambil dari psikologi persepsi. Kaidahnya menyatakan bahwa persepsi seseorang akan menutup kekurangan bentuk agar menjadi bentuk utuh sebagaimana yang biasa dikenali. Nilai estetis ini dapat diaplikasikan untuk penciptaan lukisan cat air dengan efek-efeknya. Penelitian ini dijalankan dengan mempraktikkan penciptaan lukisan cat air di luar studio menggunakan estetika closure. Objek lukisan digolongkan menjadi dua jenis, yaitu objek terintegrasi dan objek disintegratif. Objek terintegrasi merupakan objek yang unsurnya merupakan satu kesatuan yang cenderung tidak terpisahkan; objek disintegratif adalah kebalikannya. Penghilangan elemen pada objek integratif dilakuakan dengan cara tidak melukiskan bagian tertentu dari kesatuan objek yang dipilih; sementara pada objek disintegratif dapat dilakukan dengan menghilangkan bagian tertentu dari tiap elemen yang ada. Bagian yang dihilangkan dapat diisi dengan efek cat air, baik efek wet on wet, cipratan, lelehan, maupun efek yang lain. Penelitian ini penting untuk pendidikan seni pada tingkat institut. 
Kata Kunci: Lukisan, cat air, estetika closure 
WATERCOLOR PAINTING ON CLOSURE AESTHETICS
Abstract: Closure aesthetics is an aesthetic value based on perceptual psychology. The principle is perception will close reduced shapes for completing the whole shapes as they usually appear. This aesthetic value can be applied for creating watercolor paintings, especially on watercolor effects. This study is conducted by practicing outdoor paintings based on closure aesthetics. There are two kinds of painting objects, i.e. integrated objects and disintegrated objects. Elements of integrated objects tend uniting so cannot separate; contrary, the ones of disintegrated objects are easily to distract. Hiding of elements in integrated objects is by ignoring some sides of the objects; meanwhile, for disintegrated objects, it is by ignoring some side of elements of the objects. The hidden elements or hided sides are applied by watercolor effects, such as wet on wet, splashing, melting, and other effects. This research is important for education in an institute of art. 
Keywords: painting, watercolor, closure aesthetics


children's songs, musikal characteristics   KARYA A. T. MAHMUD

 Heni Kusumawati, G. R. Lono Simatupang, Victor Ganap

Abstract


Abstrak
 Kebertahanan lagu-lagu AT. Mahmud yang hingga saat ini masih dinyanyikan di sekolah maupun di luar sekolah memiliki daya tarik untuk dianalisis secara musikal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ciri-ciri musikal lagu anak karya AT Mahmud. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Analisis data menggunakan 5 lagu anak ciptaan AT. Mahmud yaitu lagu Cemara, Pemandangan, Ruri Abangku, Kereta Apiku, dan Burung Layang-layangdengan fokus ciri-ciri musikal lagu-lagu ciptaan AT Mahmud. Hasil analisis menunjukkan bahwa ciri-ciri musikal lagu-lagu AT. Mahmud adalah: 1) gerakan melodi lebih banyak menggunakan gerakan melangkah (interval M2 dan m2), 2) Teknik pengolahan motif menggunakan teknik sekuens dan harafiah, 3) Progresi akor menggunakan akor pokok I, IV dan V (mayor/minor), serta kadens, 4) tanda birama yang digunakan 2/4, 3/4, dan 4/4, dan 5) lagu-lagu AT. Mahmud masuk dalam kategori lagu bentuk 2 bagian.
Kata Kunci: lagu anak, ciri-ciri musikal

Abstract
        Defense of AT. Mahmud songs, who until now is still sung at school and outside of school, has the attraction to be analyzed musikally. The purpose of this study was to find out the musikal characteristics of AT Mahmud's children's songs. This research uses a descriptive method. Data analysis uses 5 children's songs created by AT. Mahmud is a song called Cemara, Pemandangan, Ruri Abangku, Kereta Apiku, and Burung Layang-layang with a focus on the musikal characteristics of the song created by AT Mahmud. The results of the analysis show that the musikal characteristics of AT songs. Mahmud is: 1) more melodic movements using step movements (M2 and m2 intervals), 2) Motif processing techniques using sequence and Harafiah techniques, 3) Chord progressions using the main chords I, IV and V (major / minor), and kadens , 4) the sign of the times used 2/4, 3/4, and 4/4, and 5) AT. Mahmud songs is included in the category of two-part songs.
Keywords: children's songs, musikal characteristics


THE SYMBOLIC MEANING OF THE HUDOQ DANCE MASK IN THE DAYAK PEOPLE HARVEST CEREMONY
ABSTRACT
This peper was arranged with the aim of tense the background of the creation of the Dayak community harvest ceremony, to understand the function of the Hudoq dance at the Dayak tribe harvest ceremony, any symbolic meaning in the hudoq mask used during the Dayak tribe reception ceremony. The search results announced, the reception ceremony of the Dayak community was motivated by a longing for Heleang Hebeung to his wife and participants who had separated, Hudoq Dance held a ceremony to enhance leadership that helped Ga'ay's Dayak tradition in the harvest season, There were three types of Hudoq masks used , namely: Hudoq nyam'ake, which represents the brave young man who was transferred as a soldier; Hudoq failed, worn by people in the village, namely middle class leaders who gave command to soldiers during the war; Hudoq ba'kap, which is given by a traditional leader who also heads the Hudoq dance.
Keywords: Symbolic meaning, hudoq, harvest ceremony

References


Aruman, Deni Junaedi, and Isbandono Hariyanto. Batik Postmodern (Pengadaptasian Elemen Artistik Lukisan Modern Indonesia dalam Teknik dan Motif Batik Tradisional Yogyakarta. Yogyakarta: Penelitian Penelitian Hibah Bersaing Dikti, 2015.
Chirumbolo, Antonio, Ambra Brizi, Stefano Mastandrea, and Lucia Mannetti. "Beauty Is No Quality in Things Themselves’: Epistemic Motivation Affects Implicit Preferences for Art." Plos One 9, no. 10 (October 2014): 1-9.
Garcia, Joe. Mastering the Watercolor Wash. Cincinnati : North Light Books , 2002.
Hodgson, Derek. "Seeing the ‘Unseen’: Fragmented Cues and the Implicit in Palaeolithic Art ." Cambridge Archaeological Journal (McDonald Institute for Archaeological Research) 13, no. 1 (2003 ): 97–106.
Honderich, Ted. 1995. The Oxford Companion to Philosophy. Oxford: Oxford University Press.
Junaedi, Deni. Estetika: Jalinan Subjek, Objek, dan Nilai. Yogyakarta: ArtCiv, 2016.
Junaedi, Deni, and Adnan Aditya K. Komposisi Efek Spontan Cat Air dengan Sulur Tradisional Yogyakarta pada Penciptaan Lukisan . Yogyakarta: Institut Seni Indonesia Yogyakarta, 2017.
Munro, Thomas. 1970. Form and Style in the Arts: An Introduction to Aesthetic Morpology. Cleveland: The Press of Case Western University.
Roque, Georges. "Chevreul and Impressionism: A reappraisal The Art Bulletin." Arts & Humanities Database 78, no. 1 (1996): 26-39.
Sahman, Humar. Mengenal Dunia Seni Rupa: Tentang Seni, Karya Seni, Aktivitas Kreatif, Apresiasi, Kritik dan Estetika . Semarang: IKIP Semarang Press, 1993.


DOI: https://doi.org/10.21831/imaji.v17i1.25730

Resensi Buku untuk TIK Analisa Sistem Sosial

Analisa Sistem Sosial

 http://library.uny.ac.id/sirkulasi/index.php?p=show_detail&id=31227&keywords=analisa+sistem+sosial
 http://library.uny.ac.id/sirkulasi/index.php?search=search&keywords=analisa+sistem+sosialhttp://library.uny.ac.id/sirkulasi/index.php?p=show_detail&id=31227&keywords=analisa+sistem+sosial

http://lusilawatiblog.blogspot.com
Kali ini saya akan menuliskan sebuah artikel yang membuat saya  tertarik, secara pribadi sangat mencintai sesuatu hal baru yang sesuai dengan passion yang saya tekuni hingga saat ini yaitu Analisa Sistem sosial. 

      Identitas Buku





Sinopsis Analisa Sistem Sosial 

BAB IV KONFLIK KOLEKTIF 

Faktor- Faktor Non Ekonomi dalam Konflik Politik Modern

        Konflik-konflik internal di dalam setiap masyarakat sering-kali  berubah menjadi sebuah ancaman pada ikatan-ikatan primordial yang ada di dalam kelompok-kelompok dimaksud. ini meliputi ikatan agama yang sama dan khususnya bahasa. Konflik dapat mencerminkan kesinambungan suatu konflik lama yang telah ada sebelum kelompok itu disatukan di satu negara atau mungkin pula berubah menjadi perkembangan kebudayan baru. jika perkembangan  yang terjadi, akan sangat mungkinlah bahwa semua perkembangan baru ini sendiri merupakan akibat  dari transformasi dalam lapangan ekonomi. Orang dengan agama tradisionalnya dapat dihadapkan dengan borjuis dalam samaran Protestan, seperti yang diperlihatkan oleh tesis Weber, atau dapat pula menentang tatanan baru tersebut atas nama agama. partai-partai radikal sekuler pun seringkali tidak menunjukan apa-apa selain sekularisme kaum borjuis tersebut.

       Apakah konflik-konflik semacam ini merupakan konflik yang berlangsung dimasyarakat borjuis atau  tidak, namun kira-nya harus dicatat bahwa dalam perkembangannya tujuan-tujuan yang dicari oleh partai bukan semata-mata bersifat material, tetapi malah seringkali berupa hak penggunan sebuah bahasa atau cara berdoa. Para peserta akan berusaha mengalahkan dan menindas bahasa atau agama penentanganya dengan melarang penyebarluasanya melalui sekolah atau gereja, atau setidaknya berusaha mencapai suatu kompromi dimana pola-pola alternatif dimungkinkan hidup berdampingan terpisah satu sama lain.

      Memang adalah masalah penilaian belaka apakah suatu konflik tertentu dapat dipecahkan semata-mata ditingkat kebudayan atau tidak. dalam kasus di enam daerah di iralndia utara, misalnya, pemecahan masalah keagamaan belaka tidak mengakhiri konflik yang telah berakar dan dijumpai dalam konflik internasional serta dalam sistem ekonomi yang bertentangan.

Kelebihan Buku 
 penjelasannya lebih terperinci dan jelas, serta terdapat indeks untuk kata-kata yang sulit dimengerti. Buku ini mempunyai pembahasan yang kompleks (komplit)  namun sangat mudah dipahami. mengarahkan kita kembali pada upaya memikirkan isu-isu sosial  politik yang berkenaan dengan teori konflik. buku ini membantu  memacu kembali argumentasi dimaksud ia akan menampilkan fungsi yang bermanfaat dan membantu saya dalam membangun lingkungan baru yang penuh daya kreasi berkenaan dengan pemikiran-pemikiran dan penelitian sosiologi. 

Kekurangan Buku
. Masih terdapat kata-kata yang mungkin sulit dimengerti oleh kalangan pelajar. kurangnya Gambar ilustrasi pada buku ini agar dapat mempermudah dalam memahami isi artikel tersebut dan tidak mudah bosan juga jika ada ilustrasi yang mendukung artikel analisa sistem sosial tersebut. sehingga akan menimbulkan kebosanan bagi para pembacanya.











Minggu, 01 September 2019

Resensi Buku untuk TIK Seni Rupa Modern


http://lusilawatiblog.blogspot.com

Kali ini saya akan menuliskan sebuah resensi yang membuat saya tertarik, secara pribadi sangat mencintai sesuatu hal baru yang sesuai dengan passion yang saya tekuni hingga saat ini yaitu Seni Rupa Modern.

Seni Rupa Modern














·         Identitas Buku

·         Judul Buku : Seni Rupa Modern

·         Penulis Buku : Drs. Dharsono M.Sn (Sony Kartika)

·         Penerbit Buku : REKAYASA SAINS

·         Cetakan : I (pertama)

·         Tebal Buku : 230 Halaman

·         Tahun Terbit : Bandung Mei 2004

Sinopsis Seni Rupa Modern

Seni dan Ekspresi

Kesenian itu menemukan sesuatu gagasan unsur nilai dalam budaya manusia. Seni adalah sasaran akhir dan bukan titik pijak, tetapi perlu menentukan medan terhadap hasil pengamatan sementara sebelum menemukan batasan yang mapan. Kita sadar bahwa tujuan dalam kesenian  kadang saling bertentangan  maka yang harus kita lakukan adalah membedakan kehendak  dalam hal lain, seperti ilmu dan kebajikan, kesenian memberikan teladan hidup tetapi di sesuaikan dengan prasangka kita sendiri, bahkan lukisan itu warnanya ekspresif dan harmonis nampak benar – benar seperti objeknya, atau puisi adalah musik, pahat itu lukisan.
Seni sebagai ekspresi hasil ungkapan batin seorang seniman terbabar ke dalam karya lewat medium dan alat. Saat seseorang mengekspresikan emosinya,  pertama ia sadar bahwa mereka mempunyai emosi, tetapi tidak menyadari apa sebenarnya emosi itu?. Dalam keadaan tak berdaya, misalnya karena adanya ganguan pada diri kita (perasaan sedih/gembira ) berada bersamanya, dalam kondisi tertekan ia berusaha melepaskan perasaan tersebut dengan melakukan sesuatu.

Nilai Estetis

Bahwa estetika berhubungan dengan pencerapan dari nilai-nilai. Dalam bukunya The Sense of Beauty Batasan keindahan sebagai nilai yang positif, intrinsik yang diobjektifkan (dianggap sebagai kualitas yang ada pada suatu benda ). Sifat estetis mempunyai ruang lingkup lebih luas daripada sifat indah karena merupakan salah satu kategori dalam lingkunganya. Demikian nilai estetis tidak seluruhnya terdiri dari keindahan. Estetika dari kata yunani Aesthesis, berarti perasaan atau sensitivitas.

Fungsi Seni Rupa
Pemenuh Kebutuhan Emosional, Sarana Komunikasi, Sarana Peribadatan atau Keagamaan, Edukasi, Pemenuhan Kebutuhan Fisik.

Unsur-Unsur Rupa
unsur tersebut fungsinya adalah untuk menjadi sebuah media yang bisa memudahkan panca indra Anda untuk menikmati keindahan dari seni tersebut. Selain itu juga untuk dapat memberikan kesan dari karya seni yang ada tersebut.

titik
unsur titik tersebut, bisa direalisasikan dengan jarak yang beragam, yakni antara jarak yang sempit dan jarak yang lebar dari adanya titik tersebut.adanya perpaduan unsur titik dengan beragam varian warna. Umumnya teknik untuk penggunaan titik dan juga perpaduan warna disebut dengan teknik pointilisme.

Warna
Peran dari warna tersebut sangatlah penting karena ia sangat berpengaruh secara signifikan kepada keindahan seni. Selain itu, ia juga mampu memberikan suatu kesan yang sangat menyejukkan terhadap orang yang menjadi penikmat dari seni itu sendiri.Tidak sebatas itu, warna juga mampu membawakan suatu bentuk pesan yang ekspresif dari seniman kepada Anda yang menjadi penikmat dari karya seni tersebut. Juga mampu menjadikan karya seni seseorang tertentu menjadi lebih hidup.

Warna primer adalah sebuah kesatuan warna induk yang merupakan warna asli dan tidak dicampurkan dengan berbagai jenis warna yang lainnya. Di dalam warna jenis primer ini terdiri dari tiga jenis warna, yakni warna merah, biru dan juga warna kuning.

Warna Sekunder
Selanjutnya adalah warna sekunder yang dihasilkan dari adanya pencampuran dari dua warna primer sehingga ia mampu membentuk sejenis warna yang baru dan berbeda.

Warna tersier
Warna tersier adalah sejenis warna yang terbuat dari adanya pencampuran antara berbagai jenis warna. Yakni campuran dari warna sekunder dengan warna sekunder ataupun campuran dari warna yang primer dengan jenis warna yang primer.

Warna analogus
Selain beberapa unsur warna yang telah disebutkan di atas, ada unsur selanjutnya yang dikenal dengan warna alalogus. Warna ini adalah suatu deretan warna yang letaknya berdampingan dalam sebuah lingkaran atau bisa juga berdekatan. Misalnya saja adalah untuk warna kuning yang berdekatan dengan warna hijau.

warna komplementer
Adapun warna komplementer merupakan jenis warna yang terletak berseberangan dari yang telah dibentuk dalam suatu lingkaran warna. Selain itu, unsur warna ini lebih memiliki warna yang kontras. Misalnya saja adalah warna merah dengan warna hijau. Kemudian warna kuning dengan warna ungu.


unsur seni rupa bentuk
Shape merupakan bentuk dari suatu gabungan bidang yang di dalamnya tidak terdapat unsur penjiwaan. Di dalam shape ini umumnya hanya terlihat perwujudan bentuknya saja misalnya melingkar, ornament dan lain sebagainya
Sementara untuk form sendiri sebenarnya hampir sama dengan yang namanya shape. Namun, form mempunyai suatu arti atau suatu makna tertentu, misalnya saja adalah bentuk kubus, paramid, bola dan berbagai bentuk yang lainnya.


Geografis
Bentuk geografis ini adalah bentuk yang sengaja dibuat dengan adanya perhitungan, misalnya saja adalah bentuk kubistis dan juga silindris. Misalnya saja adalah balik, kubus, tabung, kerucut dan juga bola.
Nongeometris
Bentuk selanjutnya ini merupakan bentuk yang di dalamnya meniru bentuk alam atau suatu objek. Misalnya bentuk manusia, tumbuhan dan juga hewan.

unsur garis pada seni rupa
Garis sendiri sesungguhnya memiliki cukup banyak jenis. Di antaranya adalah panjang, pendek, vertikal. Horizontal, lurus, dan tentunya masih banyak lagi jenis yang lainnya. Dan setiap jenis dari garis tersebut mempunyai kesan yang tersendiri di dalam penerapan sebuah seni rupa. Misalnya saja adalah yang akan diulas berikut ini:

Garis lengkung kesannya adalah lentur dan juga lembut.

Garis halus mempunyai kesan lengkungan yang memiliki irama dan melambangkan sebuah kelembutan pada wanita.

Bentuk dari garis lurus menggambarkan kesan tegak dan juga keras.

Adapun bentuk dari garis miring sendiri memiliki kesan gerak, tidak stabil, dan juga goncangan.

Selanjutnya adalah bentuk garis patah-patah yang menggambarkan makna terpatah-patah, tegas dan juga kuat.

Garis tegas memiliki makna keagungan dan juga kestabilan.

Dan terakhir adalah garis spiral yang memberikan makna lentur serta elastis.
Garis tersebut memiliki wujud seperti garis nyata dan juga garis semu. Bentuk dari semu dan nyata adalah garis yang mampu dihasilkan dari suatu goresan atau suatu coretan yang lengkung.

Unsur Bidang
Unsur bidang sendiri terdiri dari bidang geometris, bidang biomorfis atau bidang organis dan tidak beraturan. Di dalam masing-masing bentuk bidangnya, ada unsur panjang, lebar dan juga tinggi serta beberapa bidang lainnya yang mempunyai unsur isi dan juga volume.

unsur tekstur
Tekstur adalah suatu sifat dari permukaan benda atau suatu bidang yang bisa dilihat dan juga diraba. Sifat dari adanya tekstur tersebut memiliki kesan licin, kasar, halus, kusam dan lain sebagainya. Apabila dibagi berdasarkan jenisnya, maka tekstur sendiri memiliki dua jenis, yakni tekstur nyata dan juga tekstur semu.

Unsur Ruang
Ruang adalah sebuah unsur dari seni rupa yang tersusun dari suatu dimensi yang di dalamnya terdiri atas lebar, panjang tinggi dan juga mempunyai dua sifat.  Di dalam unsur ruang ini mempunyai jenis sifat tidak nyata atau semu apabila di dalam sebuah seni rupa dapat dikatakan sebagaimana bentuk dari seni rupa dua dimensi yang hanya mampu dilihat dari beberapa arah atau sisi saja atau sebagaimana ruangan yang kesannya sangat indah lantaran bentuk dari sebuah seni rupa.

Unsur Gelap Terang pada Seni Rupa
intensitas cahaya tersebut tinggi, maka bisa dibilang karya seni tersebut nantinya akan menjadi lebih terang. Dan sebaliknya, apabila intensitas cahayanya rendah, maka hasil dari karya seninya juga akan gelap. teknik gelap terang seni rupa sendiri memiliki dua teknik dasar. Pertama adalah chiasrocuro dan kedua adalah silhouette. 

Aliran Seni Rupa Modern
1.Aliran Seni Rupa Naturalisme
merupakan aliran sebuah objek yang mempunyai kesamaan dengan keadaan     alam
Ciri-Ciri Aliran Seni Rupa Naturalisme adalah wujudnya sama persis seusai aslinya, perspektif, proporsi, keseimbangan, pewarnaan, dan prinsip-prinsip seni rupa lainnya sesuai pemandangan yang sebenarnya. Kebanyakkan aliran naturalisme tersebut mengambil objek landscape atau pemandangan alam.
Tokoh Indonesia Aliran Seni Rupa Naturalisme adalah Wakidi, Basuki Abdullah, Gambir Anom, dan Abdullah Sudrio Subroto.

2. Aliran Seni Rupa Realisme
merupakan menggambar objek yang benar-benar nyata dan tidak berfokus pada objek.
Ciri-Cirinya adalah menggambar objek harus sangat diperhatikan dan detail untuk menciptakan kesan dan suasana dari obejk tersebut. Mengambil objek kebanyakkan seperti manusia atau hewan dengan ekspresi terlihat hidup.
Tokoh Indonesia Aliran Seni Rupa Realisme adalah Tarmizi dan Basuki Abdullah

3. Aliran Seni Rupa Romantisme
yaitu memperlihatkan nilai-nilai estetika, fantastis, irasional, dan absurd. menggambarkan kisah yang romantis atau dramatis.
Ciri-cirinya adalah memainkan warna cerah dan mencolok pada objek dan benda. Biasanya menggambarkan objek yang lebih sedikit.
Tokoh Indonesia Aliran Seni Rupa Romantisme adalah Raden Saleh.

4. Aliran Seni Rupa Ekspresionisme
merupakan memperlihatkan curahan batin pembuatannya secara general dan bebas baik dari imajinasi, dalam batin ataupun perasaannya.
Ciri-cirinya yaitu menekankan pada ekspresi ketakutan, kekerasan, kesedihan, kemiskinan, dan ekspresi manusia.
 Tokoh Indonesia Aliran Seni Rupa Ekspresionisme adalah Affandi, Popo Iskandar, dan Srihadi Soedarsono.

5. Aliran Seni Rupa Impresionisme
Impresionisme merupakan aliran seni rupa yang memperlihatkan kesan pada objek yang di gambarkan secara sekilas atau selintas saja.
Ciri-cirinya adalah objek yang digambarkan tanpa memperlihatkan detail yang khusus dan cenderung kabur atau blur. Sebagian besar aliran seni rupa impresionisme mengambil objek manusia dan ada juga yang hewan.
Tokoh Indonesia aliran seni rupa impresionisme adalah Solichin, Kusnadi, Zaini dan Affandi.


6. Aliran Seni Rupa Kubisme
merupakan aliran seni rupa yang cenderung memperlihatkan abstraksi objek ke dalam bentuk geometri tertentuk untuk mendapatkan nilai seni yang indah.
Ciri-cirinya adalah dalam penggambarannya, objek dirubah dalam kombinasi bidang-bidang seperti persegi, segitiga, lingkaran, dan sebagainya. Objek yang digambarkan biasanya berupa manusia dan hewan, dengan background alam atau bangunan.
Tokoh Indonesia aliran seni rupa kubisme adalah Fajar Sidik dan Srihadi Sudarsono.

7. Aliran Seni Rupa Fauvisme
merupakan aliran seni rupa yang menekankan pada corak warna yang bebas, imajinatif, dan liar. Aliran seni rupa ini muncul sekitar abad ke XX Masehi.
Ciri-cirinya adalah wujud dari objek yang digambar tidak terlalu penting, keliaran gambar sangat ditonjolkan, dan memiliki warna yang imajinatif. Beberapa pelukis ada yang melukis fauvisme ini dalam bentuk landscape dan ada pula yang tidak terikat pada objek tertentu.
Tokoh Luar Negeri aliran seni rupa fauvisme adalah Henry Matisse, Rauol Dufi, Andre Dirrain, Maurice de Vlamink Paul Cezanne, Paul Gauguin, Gustave Moreau, dan Kess Van Dongen.

8. Aliran Seni Rupa Dadaisme
merupakan aliran seni rupa yang justru dianggap anti seni dan anti perasaan karena aliran seni rupa ini lebih menggambarkan refleksi kekerasan dan kekasaran.
Ciri-cirinya adalah gambar suatu objek cenderung berbau kekerasan, kasar, dan bersifat kritikan, sindiran ataupun plesetan. Objek yang dijadikan bahan lukisan tanpa batasan dan sangat beragam, baik benda, manusia, hewan ataupun tumbuhan.
Tokoh Indonesia aliran seni rupa dadaisme adalah Hendra Gunawan.

9. Aliran Seni Rupa Futurisme
merupakan aliran seni rupa yang sangat menekankan keindahan gerak, garis, visual, dan warna sebagai aliran seni rupa anti kubisme yang dikatakan statis.
Ciri-cirinya adalah gambar suatu objek digambarkan dalam bentuk sedang bergerak, sehingga memiliki gerak bayang disekitarnya. Objek yang dijadikan bahan lukisan biasanya adalah makhluk hidup, misalkan kuda yang berkaki lebih dari 4 karena digambarkan sedang bergerak dalam model bayangan.
Tokoh Luar Negeri aliran seni rupa futurisme adalah Boccioni, Carlo Cara, Severini, Umberto, Ruigi Russalo, dan Gioccomo Ballad.

10. Aliran Seni Rupa Surealisme
merupakan aliran seni rupa yang ditujukan untuk menggambarkan objek yang sering dijumpai dalam mimpi atau imajinasi alam bawah sadar.
Ciri-cirinya adalah penggabungan antara dua objek nyata yang berbeda wujud dan terkesan aneh. Objek yang digabung dalam lukisan bisa benda mati dan makhluk hidup, asalkan bisa menjadi unik.
Tokoh Indonesia aliran surealisme adalah Gusti Putu Saderi dan Abdul Rahman.


Kelebihan Buku 
Buku ini mempunyai banyak gambar yang menarik, penjelasannya lebih terperinci dan jelas, serta terdapat indeks untuk kata-kata yang sulit dimengerti. Buku ini mempunyai pembahasan yang kompleks (komplit)  namun sangat mudah dipahami.

Kekurangan Buku
gambar ilustrasi yang terdapat dalam buku ini masih bewarna hitam putih. Masih terdapat kata-kata yang mungkin sulit dimengerti oleh kalangan pelajar. Gambar ilustrasi pada buku ini masih kurang jelas sehingga akan menimbulkan kebosanan bagi para pembacanya.


Kepengarangan 

Drs. Dharsono M.Sn (Sony Kartika ), lahir di klaten, 14 juli 1951, Rektor Kepala Seni Rupa STSI Surakarta, Pendidikan Pasca  Sarjana ITB, kini sedang mengikuti Program Doktor Seni Rupa PPS ITB Bandung. Gambar-gambar yang menghias buku ini oleh Prof.Soedarsono diambil antara lain dari buku-buku karya: (1) Germain Bazin  berjudul The Loom of Art (1962) yang merupakan buku edisi luks tentang koleksi Museum Louvre di Paris dll. Departemen Pendidikan Nasional yang telah memilih dan meminta Prof. Dr. RM. Soedarsono sebagai pendamping dalam mengerjakan naskah buku ajar ini.

Referensi buku : http://uny.ac.id, http://library.uny.ac.id/sirkulasi/index.php?p=show_detail&id=55049&keywords=seni+rupa+modern http://library.uny.ac.id/sirkulasi/index.php?p=show_detail&id=55049&keywords=seni+rupa+modern ,https://journal.uny.ac.idhttp://lusilawatiblog.blogspot.com